5 Fakta yang Bikin Raja Ampat Kesohor
"Hutan Amazon" Bawah Laut
Jika hutan Amazon merupakan hutan yang memiliki spesies binatang
darat terbanyak, maka perairan Raja Ampat adalah “Hutan Amazon” di bawah
laut. Di sini penyelam bisa menjumpai Papuan Epaulette hingga hiu karpet Wobbegong Shark,
kuda laut jenis pigmy yang sebesar ruas kelingking hingga ikan besar
dengan bentang sayap mencapai lima meter, serta rombongan ikan Barakuda.
Raja Ampat ibarat perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan
biota laut paling beragam di dunia.
Asal Mula Nama Raja Ampat
Dalam Bahasa Indonesia, Raja Ampat berarti “Empat Raja”, yaitu empat
orang raja yang menguasai empat kerajaan di wilayah tersebut, yaitu
Waigeo, Misool, Salawati, and Batanta. Nama Raja Ampat diambil dari
cerita rakyat yang ada di wilayah tersebut.Dalam cerita rakyat tersebut dituturkan bahwa pada zaman dahulu kala ada sepasang suami istri yang tidak sengaja menemukan 6 butir telur naga di tepi sungai Waikeo. Karena lapar, mereka berniat untuk memasak keenam telur tersebut. Ketika hendak dimasak, lima dari enam telur tersebut menetas dan keluar 5 bayi manusia. Empat laki-laki dan satu perempuan. Mereka kemudian diberi nama War, Betani, Dohar, dan Muhammad. Sementara yang perempuan diberi nama Pintolee. Semuanya dipelihara oleh suami istri tersebut.
Pada suatu saat Pintolee kedapatan hamil di luar nikah. Dia kemudian dihukum dengan dihanyutkan di atas kulit bia (kerang besar) sampai akhirnya terdampar di Pulau Numfor. Sedangkan keempat saudaranya yang lain kemudian menjadi raja di empat pulau besar di kawasan tersebut. War menguasai Pulau Waigeo, Betani di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad di Waiga. Sedangkan, telur naga yang tidak menetas konon hingga saat ini masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari masyarakat setempat.
Tak Sengaja "Ditemukan"
Kecantikan Raja Ampat mulai mendunia pada tahun 1990. Saat itu,
seorang penyelam berkebangsan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi
kawasan ini. Tujuannya awalnya adalah menelusuri keberadaan pesawat dan
kapal yang digunakan dalam Perang Dunia II yang diperkirakan karam di
kawasasan tersebut. Ternyata Max Ammer sangat terpesona dengan keragaman
biota di Raja Ampat Maka pada tahun 1998 dia mengajak Gerry Allen,
seorang ahli perikanan dari Australia, untuk mengadakan survei di tempat
ini.Pencarian bangkai kapal dan pesawat itu sendiri ternyata juga membuahkan hasil. Di dasar laut kepulauan Raja Ampat ditemukan beberapa peninggalan bekas perang, diantaranya mesin perang, kapal dan pesawat terbang bekas perang dunia II. Jadi, bisa dibilang, kekayaan Raja Ampat bukan hanya keragaman biotanya saja, namun juga kekayaan historisnya.
Terumbu Karang Terindah Ada di Raja Ampat
Raja Ampat merupakan surganya terumbu karang. Ada beberapa kawasan
terumbu karang yang kondisinya masih sangat baik dengan persentase
penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat yang
memisahkan Pulau Waigeo dan Pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan
Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag.Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Bagi yang tidak bisa menyelam pun, terumbu karang juga masih bisa dinikmati, yaitu di kampung Saondarek. Ketika pasang surut terendah, di sana bisa disaksikan hamparan terumbu karang yang tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Salah Satu Tempat Menyelam Terbaik di Dunia
Ada beberapa diving spot yang terkenal di Raja Ampat,
seperti Manta Point, Mike’s Point, Sardine Reef dan Shark Point.
Masing-masing point memiliki keistimewaan sendiri. Misalnya, di Manta
point, dengan mudah bisa ditemukan ikan Manta dengan diameter 9 meter
hilir mudik di sekitar anda. Di sekitar Kepulauan Kaboei Bay Rock
terdapat sebuah teluk yang di bawahnya merupakan sebuah terowongan batu
karang. Di Kaboei Bay Rock juga terdapat gua-gua karang yang dihuni oleh
kelelawar, dan di beberapa tempat ditemukan sisa-sisa tulang manusia.Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan. Istimewanya lagi, masih banyak situs terumbu karang yang belum pernah dijamah.