Peningkatan Inovasi dan Produktifitas Para Akademisi
Sudah bukan sesuatu yang lumrah lagi bahwa lingkungan akademis Indonesia
telah mencetak pelbagai ilmuwan dan para ahli di bidangnya. Namun, budaya riset
didalam kalangan akademisi Indonesia dewasa kini masih masih sebatas produksi prototype, rancangan, atau sebagai
ajang kejuaraan di olimpiade saja. Hal tersebut dimulai dari lingkungan sekolah
sampai setingkat perguruan tinggi.
Padahal, apabila kita melihat data, sudah banyak penemuan-penemuan di
berbagai bidang keilmuan oleh para akademisi tetapi kabar tersebut sebentar
terdengar kemudian hilang kemudian. Sehingga ada yang salah dari konsep para
cendekiawan kita yang sejatinya memilki kesempatan yang sama dengan mereka para
cendekiawan dari luar. Mungkin bukan sesutau yang mustahil karena dari 265 juta
penduduk (data proyeksi Bapennas) yang mana usia-usia produktif lebih besar dan
juga mereka mengenyam pendidikan tinggi meningkat menjadi modal bonus
demografi, maka perlu dioptimalkan dalam sektor akademik didalam peningkatan
kualitas.
Pengoptimalan kualitas para akademisi adalah dengan merubah mindset saat melakukan aktivitas
akademis yang produktif memilki target pencapaian dan bersifat berkelanjutan.
Dengan begitu para ilmuwan dibidangnya dapat mengoptimalkan fungsinya Karena di era revolusi industry 4.0 tantangan
terberat kita adalah semakin ketatnya persaingan-persaingan di era industry
yang mengharuskannya produktivitas dan inovasi di bidang sains teknologi maupun
sosial. Sekarang bukan lagi sekedar menemukan, kemudian diperkenalkan untuk
sekedar mendapat sebuah nobel penghargaan, tapi seorang akademisi dituntut
lebih dari itu. Menjawab kebutuhan masyarakat.
Maka para kaum cendekiawan kita sejatinya sudah mumpuni, tapi perlu
adanya pengembangan hasil risetnya menjadi barang-barang yang dapat massif
produktif dengan disertai inovasi menjawab kebutuhan dan tuntutan zaman yang
harus semakin efisien dan cepat. Karena di revolusi industry 4.0 peran manusia
adalah kendali dari segi konseptual yang dikerjakan oleh tangan-tangan robotika
dan mekanisme mesin, atau melahirkan inovasi produk sosial yang meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Tentu hal tersebut adalah buah kerja dari dasar
keilmuwan dan teori yang dikembangkan oleh para ilmuwan kita yang memilki mindset riset inovasi dan produksi
secara massif. Maka pola budaya
akademisi mengalami perkembangan seiring dari semakin modern dan meningkatnya
peran teknologi di dalam industri dan aktivitas masyarakat.
Maka dari itu, untuk merubah konsep kaum intelektual kita agar mau
inovatif dan produktif dapat dimulai dari lingkup terendah yaitu sekolah sampai
perguruan tinggi dengan adanya pembiasaan budaya vocational disamping teoritis, karena dengan adanya pembiasaan
tersebut akan melatih para kaum intelektual kita menjadi lebih progresif
didalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang akademisi dan tentunya memilki
tujuan untuk berkontribusi langsung di masyarakat melalui berbagai penemuan
baik dibidang sains teknologi, budaya, dan sosial masyarakat.