-->

Tuesday 20 November 2018

“Mengembalikan Islam Pada Muslim Indonesia”


“Mengembalikan Islam Pada Muslim Indonesia”

Pemuda adalah generasi penyembuh setelah sakitnya peradaban, pemuda adalah generasi pembawa perubahan dengan gagasan-gagasan yang dimilkinya, dan pemuda adalah bagian yang teramat penting didalam Islam didalam pengembalian kejayaan Islam yang hilang yang mana dahulu menjadi cahaya didalam kegelapan peradaban. Dengan semangat yang dimilki, serta idelalisme perjuangan yang tertanam, energi yang berkobar, dan semangat yang dimiliki pemuda dapat menjadi sumber utama modal mengejar ketertinggalannya umat Islam khususnya Indonesia dari negara-negara lain.

Tetapi kini banyak pemuda yang telah teracuni oleh mereka yang memilki upaya-upaya untuk memperlambat kebangkitan umat Islam atau bahkan agar umat Islam terus tertidur, maka kita dapat melihat kenyataannya saat ini negara kita masih dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan, dan ketertinggalan padahal negara Indonesia memilki banyak potensi untuk menjadi negara makmur dan maju baik dari segi sumber daya alamnya maupun dari sumber  daya manusianya. Apa sebab dari itu semua? Apakah hal tersbut terjadi karena umat Islam sendiri yang tidak menerpakan nilai-nilai Islamnya dikehidupan sehari-hari?

Ada pendapat dari seorang ulama besar Islam Syekh Muhammad Abduh Rahimahullah berpendapat bahwa "Aku melihat ada Islam di Barat tapi tak ada Muslim, dan ada Muslim di Arab tapi tak ada Islam".  Memahami konteks dari ucapannya yaitu di negara-negara yang bukan dominan beragama Islam atau Islam sebagai minoritas tetapi tampak diaplikasikannya nilai dan ajaran islam itu sendiri terkecuali khususnya didalam beribadah. Yang mana pola prilaku, kebiasaan, adab, dan etos yang seharusnya ada pada umat Islam justru dilakukan oleh mereka yang tidak beragama Islam.

Tapi sebaliknya di negara-negara yang mayoritas Islam bahkan negara itu adalah negara Islam tidak tampak implementasi dari ajaran Islam itu sendiri, baik didalam penguasaan Iptek, pola prilaku, dan nilai sosial. Padahal sejatinya perintah untuk berprilaku Islami contohnya hidup disiplin, rajin membaca buku, belajar tekun, tidak membuang sampah sembarangan, jujur, ramah, profesional, dan nilai etos lainnya adalah bagian dari syariat Islam. Maka dapat dikatakan umat Islam di negara-negara Arab atau di negara lainnya yang mayoritas Islam seperti di Indonesia belum bisa mengaplikasikan secara utuh nilai-nilai yang terdapat di Al-Qur’an dan Sunnah.

Jauh dari syariat Islam merupakan sebab tertinggalnya negara-negara mayoritas beragama Islam dan sebab adanya gejala konflik sosial  di masyarakat, karena tidak adanya gagasan pola prilaku  yang dijunjung oleh masyarakat sehingga menjadikan setiap individu muslim kehilangan pegangan bersikap dan berpilaku. Namun, syariat Islam banyak diadopsi oleh negara-negara Barat didalam pencapaian orientasi kehidupan duniawi seperti dalam hal bisnis, perpolitikan, pendidikan, militer, dan pola prilaku masyarakatnya yang menghasilkan nilai-nilai luhur. Teringat pada saat Islam dahulu menguasai dunia yang mana peradaban maju dibawa oleh orang-orang Islam itu sendiri.

Di Andalusia tepatnya di kota Cordoba dahulu dikenal layaknya kota Paris dewasa kini yang modern, terang benderang, begitu indah dan tertata rapi tapi sebaliknya Paris saat itu begitu kumuh, tidak banyak menarik perhatian, dan orang-orang Eropa saat itu sangat minim pengetahuan, tidak faham akan kebersihan dan sistem sanitasi, begitupun pengelolaan secara kelembagaan sosial kemasyarakatan di Eropa masih dipennuhi perbudakan serta intimidasi dan klasifikasi antara raja yang, tuan tanah, dan rakyat jelata, bahkan orang-orang Eropa dahulu menganggap bumi itu datar dan bumi sebagai pusat nya, sebaliknya di negara-negara Islam (golden age) sudah banyak menguasai mengenai Astronomis, sudah mengetahui bahwa bumi itu bulat melalui penemuan yang dilakukan oleh Al Biruni dan bumi bukan pusat dari benda-benda planet yang mana ada tata surya atau sistem yang mana matahari sebagai pusat dari perderan benda-benda disekelilingnya termasuk bumi. Pelbagai enemuan muncul para penemu-penemu hebat dibidangnya dari mulai Sains, Matematika, Kedokteran, Astronomi, Kebumian, Ekonomi, Sosial, dan Sastra di era abad pertengahan.


Benua Eropa saking tertinggalnya (Dark age) menganggap mandi adalah aktfitas aneh yang kemudian mandi dan bersiwak dikenalkan oleh orang-orang-orang Islam dari bangsa-bangsa teluk Arab dan Andalusia. Dari waktu kewaktu, rezim ke rezim, sampai terjadi berbagai revolusi. Banyak sekali pemerkosaan didalam tubuh umat islam itu sendiri, Saat ini umat Islam banyak yang terlena, atau bisa dikatakan tertidur pulas. Nilai dan norma Islam yang luhur luntur di umat muslim tapi bersemi di negara-negara barat atau di beberapa negara Asia yang sudah maju.

Keadaan berubah, kejayaan umat Islam terenggut seiring perubahan peradaban. Dahulu kejayaan dari mulai masa Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Sallam, kemudian Khulafaurasyidin, Umayyah, Abbasiyah, masa Ummayyah di Andalusia, sampai ke era terakhir Utsmaniyyah di Turki yang telah menorehkan banyak penemuan diberbagai keilmuan. Namun sejak renaisans bergelora di Italia dan kemudian terjadi runtuhnya Utsmani menjadi titik awal umat Islam tertidur. Kita tahu bahwa memang saat-saat dimulai jatuhnya umat Islam yaitu saat Kekhalifahan Bani Umayyah di Andalusia yang berhasil direbut oleh kekaisaran Byzantium, yang mana ibu kota Cordoba berhasil direbut pula dengan segudang buku-buku hasil buah piker para saintis Islam, juga pembakaran buku-buku milik umat di perpustakan dinasti Umayyah oleh  prang-orang katolik yang berhasil menduduki kota Cordoba. Hingga akhirnya orang-orang barat banyak yang mengadopsi hasil jerih payah dari para filsuf juga ilmuwan Muslim dengan mengubahnya secara orientalis dan penerapan nilai-nilai sekuleris di dalam teori-teori keilmuan yang ada.

Dampaknya, umat Islam sendiri di era modern yang telah termakan upaya-upaya pihak barat yang ingin menidurkan umat Islam itu sendiri agar bersikap konsumtif dan tidak kreatif atau inovatif. Padahal mereka orang-orang barat telah mngggunakan kebiasaan etos dari umat Islam itu sendiri agar berdiri di depan umat Islam, agar memimpin peradaban, agar memenangkan peradaban dengan cara menggugankan nilai-nilai dari syariat Islam itu sendiri. Maka itulah proses tertukarnya pola nilai-nilai peradaban yang terjadi yang sejatinya umat Islam menjadi penyokong peradaban era modern kini.

Sehingga peran pemuda muslim lah yang dapat merubah kondisi umat Islam dewasa kini khususnya di Indoneisa. Karena pemuda adalah sosok yang mempunyai jiwa penggerak, perubah, yang didasari oleh rasa kepedulian dan ikatan batin karena merasa sedih melihat kondisi masyarakat yang lalai akan hakikat hidup dan terhadap implemntasi ajaran islam yang sesungguhnya, sehingga mereka terbuai oleh impian dan angan-angan semu dalam tidur lelap mereka.

Maka, seorang pemuda yang mempunyai jiwa penggerak akan membangunkan dan berusaha menyadarkan saudaranya dari kelalaian. Sehingga dia pun tidak rela dan tinggal diam melihat musuh – musuh Islam leluasa mengibarkan sayap-sayap kebatilan yang menjadikan umat Islam jauh dari ajarannya dan mereka ingin mematikan cahaya Islam dan memperdaya kaum muslimin, bahkan ia akan membangkitkankan semangat perjuangan dakwah sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Pemuda muslim dengan melakukan dakwah secara kultural dan secara structural merupakan upaya jitu didalam pengembalian “Islam” di tubuh umat muslim. Islam adalah seluruh proses ajaran syariat yang berdasarkan Al Qur’an dan Hadist, tetapi muslim adalah subjek atas deklarasi sebagai Islam yang sudah terucap secara dzahir dan qalbu. Keduanya harus ada pada setiap individu.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh generasi muda Muslim didalam upaya pengembalian nilai Islam, diantaranya adalah.  

Mengembalikan Budaya Akademis
Budaya akademis merupakan kegiatan keilmuan yang rutin dilakukan oleh orang-orang Islam sejak dahulu, mereka banyak menghabiskan waktu dengan Research and Discovery  yang mana dasar didalam penelitian melalui sumber Al-Qur’an juga mela lui hadist-hadist nabi. Para umat terdahulu dipenuhi nafsu mencari ilmu, banyaknya yang hafal Al-Qur’an dan kitab Sunnah, juga rutin membaca buku atau membuat buku. Maka tak heran pada abad pertengahan saat itu muculah para ilmuwan Muslim yang mana teorinya begitu penting dan berpengaruh di era modern saat ini, seperti Ibn Sina sebagai bapak dokter (980 – 1037), Al-Khawarizmi sebagai ahli Matematika sekaligus penemu angka 0-9 (780-850), Jabir Ibn Hayyan ahli Kimia (721-815), Ibnu al-Nafis ahli medis (1213 – 1288), Ibnu Khaldun sebagai ahli Sosiologi (1332 – 1406), serta masih banyak para ilmuwan Muslim lainnya dari berbagai keilmuan yang telah memberikan banyak kontribusi didalam pembangunan peradaban hingga mencapai era modernisasi saat ini.

Akan tetapi nyatanya, saat ini budaya akademis yang sejak dahulu menjadi pelopor kemajuan umat Islam semakin ditinggalkan ditengah kemajuan teknologi dan informasi. Segala penemuan dan pengembangan ilmu pnegetahuan tak lagi dipegang oleh orang-orang Islam, cahaya ilmu meredup dikalangan umat Muslim itu sendiri, atau bahkan umat Muslim yang tidak lagi berselera akan khazanah ilmu, maka kita cukup banyak tertinggal dan banyak dijatuhkan oleh negara-negara yang sedang menguasai era modern saat ini.

Maka dari itu, siapa lagi yang akan merubah dan mengembalikan kejayaan Islam didalam keilmuan? Jawabannya tentu para generasi penerus Muslim yang memilki Ghiroh dan Azzam terhadap Islam itu sendiri, sehingga mereka memilki kepedulian yang tinggi dengan cara merubah etos pribadi agar mau belajar dan menambah kualitas diri dengan penuh wawasan keilmuan. Sumber ilmu adalah Al-Qur’an maka langkah awal menjadikan para generasi muda agar mencintai Al-Qur’an, mempelajari, memahami, serta mengamalkan kandungan didalamnya. Kemudian, dari generasi muda Muslim yang haus akan ilmu, menerapkan budaya membaca buku, Research and Discovery, serta berinovasi dari hasil proses berfikir dan mencari ilmu.

Dakwah Kultural
Upaya ini adalah dengan mengimplementasikan nilai-nilai dan teori yang ada didalam praktek beragama Islam. Pemuda sebagai agent of change dapat membawa pengaruhnya di lingkungan. Dimulai dari hal sederhana didalam penerapan ajaran Islam (dakwah kultural) seperti solat tepat waktu secara berjamah di masjid, mengikuti kajian-kajian,  tidak telat menghadiri perkuliahan, menggunakan helm saat berkendara motor, tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencontek saat ujian,  

Maka dengan me-recovery hal-hal sederhana tadi tapi berdampak besar apabila perindividu melakukan demi menciptakan lingkungan yang madani. Karena salah satu penyebab syariat luntur karena lingkungannya sendiri yang jauh dari penerapan nilai-nilai Islam. Maka secara otomatis dampaknya akan diadopsi dengan sendirinya dari generasi ke generasi apabila ada generasi yang memulainya. Ibaratnya, generasi perubah adalah pemutus mata rantai keburukan pola budaya buruk dimasyarakat dengan me-setting ulang melalui aksi nyata dakwah secara sikap atau kultural oleh generasi muda Muslim.

Dakwah Struktural
Dakwah secara structural merupakan dakwah yang disampaikan melalui mekanisme teknik dakwah itu sendiri, baik secara oral langsung atau tidak langsung melalui media. Dakwah ini pun dapat menjadi media mengenalkan syariat Islam kepada masyarakat awam oleh para generasi muda. Dakwah structural secara oral dapat dengan mengadakan kajian-kajian di berbagai tempat, atau mengundang para tokoh yang ahli untuk berdakwah. Selain itu dapat juga dakwah ini dikemas secara kreatif dengan bantuan teknologi media, seperti dengan membuat video kreatif dakwah oleh para pemuda, membuat video animasi dakwah, film pendek dakwah, poster dakwah, yang mana kini memanfaatkan teknologi informasi yang di upload di media sosial, Sehingga sasaran nya pun dapat meluas ke berbagai kalangan. Jika dakwah structural secara oral langsung tadi sasarannya adalah jamaah atau masyarakat sekitar sedangkan dakwah structural dengan memanfaatkan teknologi sasarannya adalah mereka para penggunan aktip media sosial di berbagai wilayah.


Membentengi dari Ideologi Asing
Upaya  agar tidak menggunakan ideology asing yang mana tak adanya syariat Islam, bersifat menjauhkan dari Islam merupakan mesin-mesin penghancur peradaban umat Islam, Indonesia dengan azas Pancasilanya yang mana Pancasila merupakan ideologi yang dianut dan dipegang teguh. Pancasila pun merupakan cermin dari perwujudan syariat Islam. Maka perlu pengembaliannya kepada Genuine of Pancasila atau Pancasila yang sebenar-benarnya sesuai dengan tujuan dibentuknya oleh para founding fathers bangsa Indonesia yang mana dahulu berupaya agar menjadikan negara Indonesia adalah negara yang rakyatnya dapat berpola prilaku berdasarkan nilai-nilai dari sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang merupakan wadah dari sila kedua sampai kelima, maka artinya dalam bermasyarakat harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist (Syariat Islam) secara menyeluruh dari mulai proses beribadah sampai kepada sikap, watak, dan prilaku individu di masyarakat yang harus sesuai Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Maka dari itu, wajib bagi generasi muda membentengi diri dari ideologi asing seperti komunis, sekulerisme, dan liberalisme yang justru meruapakan sebab-sebab utama dari kemunduran umat Islam, sebab dari kita yang dahulu merupakan penguasa peradaban tapi kini menjadi penonton peradaban atau bahkan pengemis dari peradaban.

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).
Dari ayat tersebut adalah suatu kepastian bahwa suatu kaum di suatu bangsa jika ingin berubah menjadi lebih baik dengan seizing Allah maka perlu adanya aksi atau upaya. Karena Allah Subhanahu Wata’ala yang akan merubahnya dan itu merupakan hal yang mudah bagi Allah, sekalipun umat Islam tidak berupaya ingin berubah tapi Allah  ingin menjadikan umat Islam ini menang dan menguasai dunia, itu merupakan hal yang sangat mudah bagi Allah.
Tapi, bukan seperti itu tipe hidup di dunia, karena Allah telah menjadikan dunia sebagai ujian yang harus dilalui oleh manusia khususnya orang-orang beriman dunia adalah tempat untuk berlelah-leha bukan tempat untuk berleha-leha, maka sudah sunatullah apabila suatu kaum ingin bangkit dan maju perlu adanya keinginan berubah dan upaya merubah kaumnya sendiri, maka kita sebagai orang-orang yang beriman, kita sebagai pemuda harus berupaya penuh dengan segenap jiwa dan raga, dengan segala kemampuan yang kita milki untuk mengembalikan kejayaan Islam. Upaya yang dapat dilakukan oleh generasi Muslim yaitu dengan mengambil alih berbagai sektor tentu dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, beribadah sesuai Al-Qur’an dan Hadist, meningkatkan kualitas secara wawasan, kualitas etos kerja, dan menerapkan kembali nilai-nilai luhur Islam yang saat ini sedang dipakai oleh mereka orang-orang di negara maju.
Jika para pemuda sudah sadar akan pentingnya syariat dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari, maka negara kita Indonesia akan terhindar dari konflik internal, terhidndari dari konflik suku, ras, dan antar agama, juga akan menjadi negara yang maju dari berbagi hal aspek termasuk menguasi teknologi dan menjadi pemegang peradaban. Itulah upaya pengembalian kejayaan umat Isam yang dapat dimuali oleh generasi muda Islam sebagai generasi penerus tongkat kejayaan Islam yang telah lama terkubur dan akan dibangkitkan kembali. Dari mana kita memulai? Yaaa… dari sekarang dari diri kita sendiri.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ







Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com

View Blog

Search This Blog

copyright 2017 Putra Riestanop. Powered by Blogger.

Ge-Er Sama Tuhan

Ge-Er Sama Tuhan Semarang, Putra Riestanop. Teman-teman, suatu ketika aku pernah merasa menjadi manusia yang paling diperhatikan ol...

Ads