Back To Way of Life
Back To
Way of Life
(Putra
Riestanop)
Di
dalam memahami persatuan ummat Muslim kita harus juga memahami kondisi ummat
Muslim saat ini. Diantaranya muncul berbagai firqah pada ummat Muslim yang bersemi di berbagai negara di seluruh
dunia sehingga memetakan ummat Muslim. Maka persatuan apa yang sebenarnya kita
harapkan di dalam ummat Muslim? Maka di era saat ini tentu solusi persatuan yang hakiki dan
menyeluruh yang mana mengikat setiap relung dan jiwa ummat Muslim untuk bersatu
padu di dalam menyelesaikan konflik dan penjajahan yang ada sehingga dapat
mengembalikan kejayaan Islam yang sempat ditorehkan dan kini menjadi prasasti
yang hanya dikenang bagi yang rindu akan masa keemasan itu. Tentu kita tak mau hanya
menjadi generasi yang terus mengenang prasasti peninggalan nenek moyang kita namun
tak ada keinginan untuk merebut kembali kejayaan ummat Islam dari berbagai
aspek, mengambalikan negeri Muslim dari para penjajah kafir, dan membangun
peradaban sesuai syariat Islam. Sebagian yang skeptis akan menganggap itu
utopis. Tetapi, bukankah Allah telah menjamin akan kemenangan ummat Islam kelak
di akhir zaman.
Setelah
runtuhnya kekhalifahan terakhir Utsmaniyah
di Turki, bagaikan tanda memejamkan mata ummat Muslim sehingga tertidur pulas.
Kemudian sampai di era saat ini yang mana eranya pesakitan bagi ummat Muslim di
seluruh dunia, kita diperkosa dimana-mana, diambil dan direnggut kekayaan,
aset, dan kehormatan kita oleh mereka para musuh Allah. Memang semua itu sudah
dinubuatkan oleh baginda Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti
halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata,
“Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian
waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah
mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam
hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab,
“Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).
Sebagaimana
sabda beliau nabi shallallahu’alaihi wa sallam
yang kini sudah kita lihat kondisi ummat yang memang benar-benar dihancurkan
dari berbagai sudut oleh orang-orang kafir, dengan adanya berbagai konflik yang
terjadi di berbagai belahan dunia. Seperti penjajahan yang masih ada sampai
saat ini oleh negara hoax Israel
kepada Palestina, genosida oleh pemerintahan komunis Tiongkok kepada ummat
Muslim Uighur, genosida pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya, konflik
Suriah yang sangat rumit dan memakan banyak korban ummat Muslim, serta konflik
antara Yaman dan Arab juga sekelumit permasalahan lainnya di dunia yang juga
kini menjangkiti ummat Muslim di Indonesia seperti banyaknya ummat Islam di
Indonesia tapi hanya sedikit yang memahami agamanya, banyaknya ummat Islam tapi
kebanyakannya penganut sekuler dan liberal. Kemudian, permasalahan lainnya
dewasa kini yang menjangkiti ummat Muslim di berbagai belahan dunia
diantaranya, kemiskinan, ketertinggalan teknologi, akhlak yang buruk,
pendidikan yang parah, pergaulan yang amburadul yang menjadikan kaum Muslim
terpuruk dimana-mana.
Maka
dari itu, ada sesuatu yang mendasar yang telah lama hilang di dalam ummat
Muslim itu sendiri. Di dalam sejarah peradaban dunia, apabila mengalami
kemajuan maka yang perlu diperhatikan adalah kesamaan taraf berfikir, yang mana
mengalami peningkatan. Taraf berfikir yang seperti apa yang dimaksud? Taraf
berfikir yang dimaksud yaitu konsep atau cara pandang seseorang terhadap
kehidupan yang lazim disebut way of life.
Maka untuk menyatukan ummat yang sudah terpecah belah, langkah sederhana
diawali dari diri sendiri melalui peningkatan konsep hidup agar berdasarkan
jalan yang haq yaitu Islam. Karena setiap
individu adalah partikel dari berdirinya
ummat. Jika setiap individu Muslim sudah hancur akidahnya, maka imbasnya akan
menjadikan satu ummat yang juga hancur akidah nya.
Kita harus memahami bahwasanya way of life seorang Muslim adalah jalan
hidup individu yang berdasarkan tuntunan pedoman kehidupan yaitu Alquran dan
hadis. Karena Alquran adalah kitab yang sudah mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia juga solusi permasalahan ummat, begitupun di dalam hadis Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Jika
seorang Muslim sudah berikrar hidup berdasarkan jalan lurus yaitu Islam, maka
akan memahami tujuan penciptaan manusia oleh Allah yaitu tidak lain hanya untuk
beribadah. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz Dzariyat: 56)
Untuk
mewujudkan hidup untuk beribadah kepada Allah maka di dalam bersikap,
berprilaku harus berdasarkan aturan dan hukum Islam, serta segala aktifitas
seorang Muslim tidak akan lepas dari beribadah termasuk di dalam bermuamalah
dengan sesama Muslim. Maka imbasnya, akan muncul rasa kecintaan terhadap
agamanya sendiri, sehingga segala apapun yang berkaitan dengan Islam dan ummat
akan di prioritaskan di atas apapun, sehingga dapat menjadi pelopor dari
persatuan ummat Muslim. Akan tetapi pemahaman individu Muslim mengenai tujuan
diciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah, melaksanakan ibadah sesuai
tuntunan baginda Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam dewasa kini tidak menjadi pegangan dan prinsip hidup setiap
individu.
Banyak
narasi yang dilakukan orang-orang kafir untuk menjatuhkan ummat Muslim yang
mana berdasarkan hadis mereka memang telah dihilangkan rasa takutnya terhadap
kaum Muslim. Mereka para musuh Allah tahu betul jika ummat Islam kembali kepada
way of life seorang Muslim akan menghasilkan persatuan ummat yang
solid dan tak terkalahkan seperti masa kejayaan ummat Islam dahulu. Maka dari
itu, saat ini prinsip hidup setiap muslim sudah dikotomi oleh berbagai paham-paham
asing yang mana disalurkan melalui peran media yang begitu masif,
tontonan-tontonan yang tidak pantas, pembodohan tersistematis melalui buku-buku
pelajaran, sehingga imbasnya setiap diri Muslim akan kehilangan jati dirinya
serta izzah sebagai seorang Muslim,
kebanyakan kini berlomba-lomba di dalam mencari kebahagiaan dunia dengan cara
yang jauh dari ajaran Islam bahkan diharamkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, banyak
yang lupa untuk apa diciptakan dan tidak menjadikan Islam sebagai landasan
utama di dalam menjalankan hidup.
Selain
itu setiap Muslim kehilangan identitas dirinya dan rasa bangga sebagai seseorang
yang beragama yang haq dan diridai
Allah yaitu Islam. Sehingga menjadikan setiap individu Muslim hanya sebatas
menjadikan agama sebagai ritual keagamaan atau lebih parahnya kini banyak yang
beranggapan iman cukup dihati dan agama tidak boleh dibawa-bawa keberbagai
sendi kehidupan. Maka imbasnya kebanyakan orang-orang Muslim kini bersikap
apatis terhadap agamanya sendiri dan sesama Muslim. Padahal kita tahu di dalam
Islam antara satu Muslim dengan Muslim yang lain adalah satu kesatuan yang
utuh, yang mana Allah jadikan ummat Islam sebagai ummat terbaik.
Konsep
way of life a Muslim adalah konsep
yang berisi akumulasi nilai-nilai dan aturan hidup Muslim yang kaaffah akan agama Islam. Sehingga jika setiap individu sudah menjadi
seorang Muslim yang kaaffah, maka
sudah tak ada keraguan lagi terhadap Alquran dan hadis, kemudian akan dengan
tersistematis muncul keinginan persatuan ummat diatas segalanya.
Bayangkan
jika setiap Muslim sudah menjalani hidup dengan Alquran dan sunnah yang mana
menjadi way of life seorang Muslim.
Maka di dalam bermuamalah tidak akan
terjadi konflik, tidak akan ada ketegangan antar firqah, dan tidak akan ada saling sinis, yang dapat meruntuhkan Ukhuwah Islamiyah. Namun sebaliknya, ketika
seorang Muslim sudah tidak mengenal jalan hidupnya sebagai seseorang yang memiliki
pedoman hidup yaitu Alquran dan hadis, maka akan mudah terjadi perpecahan
ummat, mudah di adu domba, saling mencaci, dan imbasnya tentu sikap in-group terhadap kelompoknya dan out-group terhadap kelompok lain padahal
sesama beragama Islam. Selain itu, saat seorang Muslim tidak mengambil way of life a Muslim di dalam
menjalani hidup akan kehilangan tujuan
arah hidup, akan dilenakan oleh dunia, terserang penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati), menganut ideologi asing yang
mencemari pemikiran yaitu sekulerisme dan liberalisme. Maka hal-hal itulah yang
menjadi penghambat persatuan ummat karena hilangnya izzah dan ghirah sehingga
memunculkan sikap apatis dan tak ingin bahu membahu bersatu di dalam
menyelesaikan permasalahan yang diderita kaum Muslim yang sedang di zalimis, bahkan
tidak melakukan pembelaan saat agamanya di nistakan oleh orang kafir dan
munafiq.
Perlu
kita ketahui bahwa way of life inilah
yang akan mengikat ummat menjadi satu kesatuan kolektif, juga di dalam kesamaan
pemikiran sehingga menjadi suatu dasar di dalam menumbuhkan kepekaan dengan
sesama Muslim tanpa lagi melihat perbedaan firqah,
perbedaan ras dan suku, melainkan melihatnya persamaan yaitu sama-sama beragama
Islam, yang mana patut dikasihi, dihargai, dibantu dan menjalin kerjasama
membangun peradaban. Maka dari itu persatuan ummat Muslim untuk membangun
kembali kejayaan bukanlah suatu yang utopis, hal tersebut dapat diwujudkan dari
kesadaran setiap individu Muslim di dalam menjalani hidup apakah sudah
berdasarkan jalan Islam atau justru mengikuti jalan kesesatan. Karena setiap
individu itulah yang akan memberi respon terhadap individu lainnya, apabila
seseorang sudah berislam dengan baik atau secara kaaffah maka dia akan menjadi pribadi yang mementingkan persatuan
ummat, dan berupaya berdasarkan keahliannya memberi andil membangun kembali kejayaan
Islam. Dengan mengambil jalan hidup sesuai dengan Islam pulalah yang membentuk
generasi rabbani dan madani dengan
kualitas keimanan dan akidah yang baik. Sehingga Palestina merdeka menjadi
nyata, juga konflik saudara sesama Muslim tidak ada lagi, Islam akan menjadi
agama yang rahmatan lil ‘alamin bagi
seluruh semesta alam saat ummatnya bangkit dan menjadi pengendali dunia, karena
itu adalah sunnatullah yang perlu di
perjuangkan.
Daftar
Pustaka
Siauw,
Felix. 2010. Beyond the Inspiration. Khilafah Press. Jakarta.
Saefullah, Saad. 2017. Umat Islam Akhir Zaman Seperti
Buih di Lautan. Artikel. Dikutip dari https://www.islampos.com/umat-islam-akhir-zaman-seperti-buih-di-lautan-45530/.
22 Oktober.
0 comments:
Post a Comment