Es Krim Pot
ES
KRIM POT
Bagian 1
Pagi itu aku bangun
begitu pagi saat suara adzan terdengar dari jauh, sebagai seorang muslim yang
taat aku coba buat bangkit dari balik selimut untuk menunaikan ibadah sholat
subuh. aku cek kamar ibu, ternyata pintu nya masih tertutup dan ibu sepertinya
kelelahan sehingga ia pun belum terbangun. aku coba ketukp intu nya perlahan,
aku memanggil nama ibu agar bangun karena waktunya sholat subuh. Ibu pun terbangun
dari tidurnya dan membukakan pintunya. Tampak wajah yang lelah, sepertinya
memangibu habis begadang semalaman menyelesaikan pekerjaannya menjahit baju
pesanan pelanggannya.
“ Makan yang banyak, jangan buru-buru masih pagi
dek” seru ibu karena melihatku begitu rusuh nya sarapan pagi
“iyaa bu” jawabku nada pelan
“kamu mau lanjut kuliah nak?”
“iyaa bu”
“kalau kamu masuk kampus negeri ibu masih bisa
membiayai kamu, tapi kalau enggak, yaaa ibu akan usahain supaya kamu bisa
kuliah sekalipun di kampus swasta”
“aku berangkat bu” responku karena aku tidak ingin
membahas itu dan menyelesaikan sarapan pagi
Aku mencium keningnya dan berangkat menuju sekolahku
menggunakan vespa tua berwarna abu milikku
Dijalan, sebenarnya aku masih terus mikirin apa yang
di ucapin ibu di meja makan, sampe-sampe aku mau nabrak mobil didepan tapi
setir motor aku banting kearah trotoar and thaaan… aku terjatuh, dan mobil
didepanku itu berhenti dan sadar kalau dibelakangnya ada motor yang terjatuh.
“ya ampuun, kamu gak apa-apa kaan?” pemilik mobil
itu keluar dari mobilnya dan ternyata dia adalah seorang cewek yang memakai baju
seragam sama sepertiku, ia pun menghampiriku dengan panik.
“yaaa aku gak apa-apa kok” sambil pegang kepala,
karena aku merasa pening, sepertinya kepalaku membentur trotoar.
“maaf yaa kak, kayaknya kakak kagok yaa sama
pembawaan mobilku, soalnya aku baru bisa bawa mobil”
“Iyaaa aku gak apa-apa kok, lagian aku juga bengong
tadi”
“Enggak, itu jidatnya luka, tunggu bentar” cewek itu
keluarin sesuatu dari dalam mobilnya, ternyata kotak P3K kecil, dan dia membersihkan
luka dikeningku dengan obat merah kemudian menutupnya dengan balutan kain kasa
dan plester.
“naaah, selesai, setidaknya lukamu udah ketutup jadi
darahnya gak ngalir terus, nanti buka yaaa kak perbannya, tunggu dulu aja sampe
bener-bener darahnya gak ngalir.
Ternyata ia cewek yang baik, dengan memakai baju
seragam SMA yang sama sepertiku, aku lihat pita identitas sekolahnya ternyata
dia satu sekolah denganku tapi sepertinya dia tidak satu angkatan denganku.
“Ersal” mengenalkan diriku sembari memberikan
tanganku kepadanya untuk berjabat tangan
“Aku Rasha kak Ersal” jawab nya dengan merespon
tawaran jabat tanganku
“Kok kamu panggil aku kakak? Kamu kelas berapa? Aku
bertanya kepada Rasha
“Aku kelas 11 kak, aku tau kok kalau kakak itu kakak
kelas aku, soalnya aku liat nama kakak sama foto kakak dipapan informasi siswa
berprestasi juara olimpiade fisika”
Ternyata dia udah tahu aku sebelumnya, dan aku baru
sadar kalau memang nama dan fotoku udah terpampang di papan informasi.
Setelah tragedi terjatuhnya aku dari motor, kita
berdua lanjutin berangkat kesekolah, dia menggunakan mobil aku menggunakan
motor dibelakangnya, sampai akhirnya sampe disekolah dan ternyata memang benar
dugaanku, kita telat masuk sekolah. Aku mengetuk jendela mobilnya untuk bilang
kalau kita udah gak mungkin masuk sekolah. Istilah kerennya aku ngajak dia
ngecot (bahasa sunda timur khas Kuningan).
Tawaran aku diterima, kemudian Rasha ingin pergi bersamaku dengan
menggunakan vespaku, dia bilang ingin merasakan sensasi menaiki motor tuaku itu,
padahal kita baru saling kenal tapi aku lihat dia begitu humble terhadap orang
lain, apalagi kalau lihat senyumnya, aku suka itu.
Mobilnya Rasha di simpan di bengkel mang odoy,
karena mang odoy itu udah kayak abang aku. Aku udah lama berlanngganan benerin
motor, atau untuk sekedar ganti oli.
“mobil saha eta ? (Mobil siapa itu) ? Widiiih aya awewe geulis
geuning (widiiiih ada cewek cantik yaaa)” mang odoy menyahut seru
“Ini niih mang saya mau nitip mobil punya….
“kabogoh? (pacar)” mang odoy memotong jawabnku
“iiihh bukan mang, dia temen aku namanya Rasha,
nitip yaa mang mobil nya sebentar kok kita cuman mau ke toko bku sama makan
aja”
“iyaa mang nitip yaa mobil saya” Rasha memohon ke
mang odoy
“oooh, enya siaap jang sareng neng, kade hati-hati
dijalanna yaah, si eneng nangkeup ka jang Ersal paur sing labuh”
“huuss mang suka gitu aaah, eeeh mang nginjeum helm
hiji aya kan ? (Mang minjem helm satu ada kan?)” seruku sembari meminjam helm ke mang odoy
“aya aya jang, sok pake bae eta di gantung di jero”
Aku pun mengambil helm untuk Rasha yang ada didalam
ruko bengkel mang odoy, setelah itu kami berdua berangkat ke toko buku, aku
berencana membeli buku SBMPTN dan buku latihan soal UN.
Di toko buku Rasha sepertinya tidak betah, saat aku
liat-liat buku, dia memintaku untuk segera makan, katanya perutnya udah
bunyi kayak gamelan sunda. Buku yang aku
butuhkan untungnya sudah ketemu, akhirnya aku membeli 2 buku untuk latihan soal
UN dan SBMPTN. Aku langsung membayar kedua buku tersebut ke kasir, dan kita
berdua bergegas cari tempat makan yang enak.
Dengan menaiki vespa tuaku, sepertinya Rasha begitu
senang, dengan rambutnya yang terurai dia banyak berbicara dijalan, dia bilang
kalau dia pindahan dari Jakarta dan disini udaranya sejuk, enggak macet,
orang-orangnya sopan dan dapat bersabar di jalan raya, enggak kayak di Jakarta,
menurutnya kota Kuningan begitu mempesona dimata dirinya. Aku dapat melihat
senyumannya di spion vespaku
Bersambung……
0 comments:
Post a Comment