-->

Friday 10 November 2017

Es Krim Pot


ES KRIM POT
  Story by Putra Riestanop

Bagian 1
Pagi itu aku bangun begitu pagi saat suara adzan terdengar dari jauh, sebagai seorang muslim yang taat aku coba buat bangkit dari balik selimut untuk menunaikan ibadah sholat subuh. aku cek kamar ibu, ternyata pintu nya masih tertutup dan ibu sepertinya kelelahan sehingga ia pun belum terbangun. aku coba ketukp intu nya perlahan, aku memanggil nama ibu agar bangun karena waktunya sholat subuh. Ibu pun terbangun dari tidurnya dan membukakan pintunya. Tampak wajah yang lelah, sepertinya memangibu habis begadang semalaman menyelesaikan pekerjaannya menjahit baju pesanan pelanggannya.
“ Makan yang banyak, jangan buru-buru masih pagi dek” seru ibu karena melihatku begitu rusuh nya sarapan pagi
“iyaa bu” jawabku nada pelan
“kamu mau lanjut kuliah nak?”
“iyaa bu”
“kalau kamu masuk kampus negeri ibu masih bisa membiayai kamu, tapi kalau enggak, yaaa ibu akan usahain supaya kamu bisa kuliah sekalipun di kampus swasta”
“aku berangkat bu” responku karena aku tidak ingin membahas itu dan menyelesaikan sarapan pagi
Aku mencium keningnya dan berangkat menuju sekolahku menggunakan vespa tua berwarna abu milikku
Dijalan, sebenarnya aku masih terus mikirin apa yang di ucapin ibu di meja makan, sampe-sampe aku mau nabrak mobil didepan tapi setir motor aku banting kearah trotoar and thaaan… aku terjatuh, dan mobil didepanku itu berhenti dan sadar kalau dibelakangnya ada motor yang terjatuh.
“ya ampuun, kamu gak apa-apa kaan?” pemilik mobil itu keluar dari mobilnya dan ternyata dia adalah seorang cewek yang memakai baju seragam sama sepertiku, ia pun menghampiriku dengan panik.
“yaaa aku gak apa-apa kok” sambil pegang kepala, karena aku merasa pening, sepertinya kepalaku membentur trotoar.
“maaf yaa kak, kayaknya kakak kagok yaa sama pembawaan mobilku, soalnya aku baru bisa bawa mobil”
“Iyaaa aku gak apa-apa kok, lagian aku juga bengong tadi”
“Enggak, itu jidatnya luka, tunggu bentar” cewek itu keluarin sesuatu dari dalam mobilnya, ternyata kotak P3K kecil, dan dia membersihkan luka dikeningku dengan obat merah kemudian menutupnya dengan balutan kain kasa dan plester.
“naaah, selesai, setidaknya lukamu udah ketutup jadi darahnya gak ngalir terus, nanti buka yaaa kak perbannya, tunggu dulu aja sampe bener-bener darahnya gak ngalir.
Ternyata ia cewek yang baik, dengan memakai baju seragam SMA yang sama sepertiku, aku lihat pita identitas sekolahnya ternyata dia satu sekolah denganku tapi sepertinya dia tidak satu angkatan denganku.
“Ersal” mengenalkan diriku sembari memberikan tanganku kepadanya untuk berjabat tangan
“Aku Rasha kak Ersal” jawab nya dengan merespon tawaran jabat tanganku
“Kok kamu panggil aku kakak? Kamu kelas berapa? Aku bertanya kepada Rasha
“Aku kelas 11 kak, aku tau kok kalau kakak itu kakak kelas aku, soalnya aku liat nama kakak sama foto kakak dipapan informasi siswa berprestasi juara olimpiade fisika”
Ternyata dia udah tahu aku sebelumnya, dan aku baru sadar kalau memang nama dan fotoku udah terpampang di papan informasi.
Setelah tragedi terjatuhnya aku dari motor, kita berdua lanjutin berangkat kesekolah, dia menggunakan mobil aku menggunakan motor dibelakangnya, sampai akhirnya sampe disekolah dan ternyata memang benar dugaanku, kita telat masuk sekolah. Aku mengetuk jendela mobilnya untuk bilang kalau kita udah gak mungkin masuk sekolah. Istilah kerennya aku ngajak dia ngecot (bahasa sunda timur khas Kuningan).  Tawaran aku diterima, kemudian Rasha ingin pergi bersamaku dengan menggunakan vespaku, dia bilang ingin merasakan sensasi menaiki motor tuaku itu, padahal kita baru saling kenal tapi aku lihat dia begitu humble terhadap orang lain, apalagi kalau lihat senyumnya, aku suka itu.
Mobilnya Rasha di simpan di bengkel mang odoy, karena mang odoy itu udah kayak abang aku. Aku udah lama berlanngganan benerin motor, atau untuk sekedar ganti oli.
“mobil saha eta ? (Mobil siapa itu) ? Widiiih aya awewe geulis geuning (widiiiih ada cewek cantik yaaa)” mang odoy menyahut seru
“Ini niih mang saya mau nitip mobil punya….
“kabogoh? (pacar)” mang odoy memotong jawabnku
“iiihh bukan mang, dia temen aku namanya Rasha, nitip yaa mang mobil nya sebentar kok kita cuman mau ke toko bku sama makan aja”
“iyaa mang nitip yaa mobil saya” Rasha memohon ke mang odoy
“oooh, enya siaap jang sareng neng, kade hati-hati dijalanna yaah, si eneng nangkeup ka jang Ersal paur sing labuh”
“huuss mang suka gitu aaah, eeeh mang nginjeum helm hiji aya kan ? (Mang minjem helm satu ada kan?)” seruku sembari meminjam helm ke mang odoy
“aya aya jang, sok pake bae eta di gantung di jero”
Aku pun mengambil helm untuk Rasha yang ada didalam ruko bengkel mang odoy, setelah itu kami berdua berangkat ke toko buku, aku berencana membeli buku SBMPTN dan buku latihan soal UN.
Di toko buku Rasha sepertinya tidak betah, saat aku liat-liat buku, dia memintaku untuk segera makan, katanya perutnya udah bunyi  kayak gamelan sunda. Buku yang aku butuhkan untungnya sudah ketemu, akhirnya aku membeli 2 buku untuk latihan soal UN dan SBMPTN. Aku langsung membayar kedua buku tersebut ke kasir, dan kita berdua bergegas cari tempat makan yang enak.
Dengan menaiki vespa tuaku, sepertinya Rasha begitu senang, dengan rambutnya yang terurai dia banyak berbicara dijalan, dia bilang kalau dia pindahan dari Jakarta dan disini udaranya sejuk, enggak macet, orang-orangnya sopan dan dapat bersabar di jalan raya, enggak kayak di Jakarta, menurutnya kota Kuningan begitu mempesona dimata dirinya. Aku dapat melihat senyumannya di spion vespaku
Bersambung……

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com

View Blog

Search This Blog

copyright 2017 Putra Riestanop. Powered by Blogger.

Ge-Er Sama Tuhan

Ge-Er Sama Tuhan Semarang, Putra Riestanop. Teman-teman, suatu ketika aku pernah merasa menjadi manusia yang paling diperhatikan ol...

Ads